Innovative Collaboration Day 2020, Tips Mempertahankan Bisnis Era Pandemi

Friday, July 17, 2020

Innovative Collaboration Day/By Xprexi
Versi PesenKopi, IniBuna, dan Top Seller Lazada

Innovative Collaboration Day (ICD) adalah sebuah event yang diinisiasi oleh Majestic Convex bekerja sama dengan Politeknik Negeri Malang. Acara ini bertujuan untuk menjembatani para pelaku usaha, pemerintah, akademisi, maupun komunitas untuk mendorong kemajuan perekonomian serta perkembangan sumber daya manusia di Kota Malang.

ICD 2020 terbagi menjadi dua sesi yang sangat menarik, yaitu Focus Group Discussion dan Entrepreneurial Sharing Session. Nah, disini akan fokus membahas hasil dari sesi kedua ya (karena sesi 1 tidak dibuka untuk umum, hehe), yaitu Entrepreneurial Sharing Session yang bertema “Bussiness Survival Strategies in The New Normal”. Cocok banget dengan kondisi saat ini, bukan?

Dalam sharing session ini, terdapat 3 pembicara, yaitu Reinukky Abidharma (owner pesenkopi dan pesenmie), Bunga Lenanta (owner inibuna dan kemienyik), serta Umi Tursini, Ph.D, (Owner Salvo shoes dan Salvora Bags), yang juga merupakan Top Seller Lazada dan trainer bersertifikat Alibaba untuk seller Lazada.

Nah langsung aja, apasih strategi yang bisa kita lakukan untuk bertahan di era pandemik seperti ini? Yuk simak ulasannya berikut ini.

1. Bertahan versi owner IniBuna dan Kemienyik, Bunga Lenanta

Bunga Lenanta adalah “bakul” krudung IniBuna dan mie kemienyik Malang. Ia menyebut dirinya seorang creative-thinker yang “suka cari masalah”. Benar aja, ini dibuktikan dengan berbagai inovasinya membangun bisnis hingga sukses seperti saat ini.

Pandemik virus corona memang membawai dampak yang luar biasa bagi semua lini bisnis. Nah, apa sih pesen Mba Bunga untuk bisa bertahan di era-era sulit seperti ini?

Pertama, menjadi seorang entrepreneur itu harus inovatif. Yaitu mencari masalah, kemudian bisa menemukan solusinya. Atau menemukan solusi dari permasalahan.

Kedua, solusi dari masalah itu yang kemudian kita sebut produk, harus mempunyai unique value atau nilai lebih untuk mendifferentkan produk kita dengan yang lain. Selain itu, produk juga harus mempunyai nilai yang sadar ngga sadar orang lain pasti membutuhkannya.

Ketiga, dalam berbisnis, memang tidak semuanya harus menghadirkan sesuatu yang baru. Kamu juga bisa lho, berinovasi dengan mentargetkan pasar yang berbeda dengan pesaing kamu. Dengan begitu, kamu tetap bisa mendapatkan pasar meski produk yang kita tawarkan tidak jauh berbeda dengan pesaing kita.

2. Bertahan versi Top seller Lazada, Umi Tursini

Umi Tursini adalah seorang entrepreneur sukses yang juga seorang dosen. Di sela kegiatannya yang padat sebagai dosen, beliau mampu membawa toko onlinenya menjadi top seller di salah satu e-commers hanya dalam waktu 3 bulan saja. Widih, ngeri sih ya.

Berkat keberhasilannya tersebut, beliau juga mendapatkan pelatihan dan menjadi trainer untuk seller Lazada dari Alibaba. Kerennya lagi, produk yang dipasarkan adalah merek lokal yang Ia produksi sendiri bersama pengrajin lokal, yaitu dengan nama dagang Salvo shoes dan Salvora bags.

Selain menjual produk fashion, beliau juga terus mengembangkan inovasi produknya ke beberapa kategori. Seperti barbel yang menjadi hot product di era pandemik ini, ungkapnya. Beliau juga menyampaikan, bahwa untuk tetap bertahan di masa sulit, sebaiknya kamu “bermain” di hot produk atau produk terlaris di toko kamu.

Misalnya nih, di era pandemi, kebutuhan seseorang untuk hidup sehat meningkat dari sebelumnya. Nah, kebetulan di toko kamu mempunyai produk yang mendukung “program” tersebut, seperti barbel. Jika sebelumnya barbel hanya tersedia warna abu-abu saja, coba inovasikan untuk menambah variasi warna di barbel tersebut. Dengan demikian, pembeli tidak akan bosan dan akan lebih tertarik untuk memilih produk kamu untuk dimasukkan dalam keranjang belanja.

Jika memang tidak ada variasi yang harus diciptakan dari produk yang kamu miliki. Kamu juga bisa meningkatkan penawaran dengan produk lain secara cuma-cuma atau sistem bundling. Contoh, kamu menjual produk fashion, dimana kebutuhannya di masa ekonomi sulit, terkadang mengalami penurunan. Nah, kamu bisa menciptakan peluang kamu dengan menambah free produk (misalnya masker) atau bundling dengan produk lain untuk menarik perhatian calon pembeli.

3. Bertahan versi owner Pesen Kopi dan Pesen Mie, Reinukky Abidharma

Dalam pembukaan presentasinya, Reinukky Abidharma sempat bercerita tentang kisah perjalanannya hingga menjadi seorang pengusaha seperti saat ini. Bukan tidak pernah gagal, Ia justru mengungkapkan berkali-kali gagal dalam menjalani bisnisnya. Ia pernah menjajal sebagai makelar, berjualan jilbab, pakaian, tiket, dll.  

Namun, menurutnya, justru kegagalan tersebutlah yang menjadi titik krisis atau ujian mental bagi seorang pengusaha, mereka akan bangkit atau berhenti. Dalam kesempatan ini,  Ia juga menekankan bahwa menjadi seorang entreprenuer tidak boleh berhenti belajar dan cepat puas dengan apa yang sudah diperolehnya.

 Ia juga menyampaikan bahwa pentingnya kemampuan adaptasi bagi seorang pengusaha untuk bertahan di berbagai keadaan, termasuk era pandemi saat ini. Entrepreneur juga harus tetap semangat untuk mengembangkan bisnisnya dan segera move on dari keadaan yang tidak menguntungkan, sarannya.

Nah, itulah sedikit ulasan singkat dari sharing session dengan tema “Bussiness Survival Strategies in The New Normal” kali ini. Semoga bermanfaat, ya.



No comments:

Post a Comment

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS